- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Untuk kesekian kalinya, saya membaca ungkapan yang diriwayatkan dari al-Imam al-Daraquthny rahimahuLlah, seorang ulama hadits besar yang salah satu karyanya, al-‘Ilal, menjadi rujukan penting dalam ilmu hadits. Ungkapan itu bagi saya sangat luar biasa. Terutama karena ia menggambarkan sebuah kondisi yang biasa kita alami. Beliau mengatakan: “Dahulu, kami menuntut ilmu ini bukan karena Allah. Namun ternyata ilmu ini enggan kecuali jika ia dituntut karena Allah semata.” Boleh jadi, kita tak pernah menyangka. Seorang imam besar seperti al-Daraquthny ternyata di awal perjalanannya menuntut ilmu agama mengakui bahwa ia pun didera oleh ketidakikhlasan. Setiap saat selalu ada bisikan jiwa bahwa engkau belajar agar kelak engkau disebut sebagai “al-Imam”, “al-Muhaddits”, “al-Faqih”, “al-‘Allamah”, dan sebutan-sebutan penghormatan lainnya. Di saat-saat seperti itu, biasanya terjadilah sebuah tumbukan keras: antara bisikan ketidakikhlasan dengan tuntutan ilmu yang selama ini kita pelajari; bah