Langsung ke konten utama

SAJAK KERINDUAN

Muhammad Ihsan Zainuddin


: jiwaku, karena ia tlah letih pada dunia

Teringat pada Sang Nabi, hari ini

Bila engkau syahadah, semburat darahmu adalah kemuliaan

Titik-titik hitammu akan terampuni seketika

Bidadari bermata jeli tersenyum di pintu surga

menyambutmu dalam rindu sepenuh zaman

Pada Allah, syafaatmu akan menebarkan ampunan

pada orang-orang terkasihmu

Dan di sana,

Segala kepenatanmu kan usai seketika, tiada jejak

Jika kaki lemah ini menjejak kali pertama pada jannah

tiada lagi sedih dan hidup yang lelah

benar-benar tiada, sungguh-sungguh usai

dan aku merindukannya…

Duh, dunia ini melelahkanku

Tuhan, anugrahkan kesabaran tak kunjung selesai

pada jiwa yang letih ini

izinkan ia untuk tetap sujud hingga usai masanya

hanya padaMu, dalam samudra tanpa batas nikmatMu

dan kelak, jika titikku tiba di penghujung

karuniakan syahadah itu padaku.

Duh, jangan hijabi aku untuk tidur panjang di pelatarannya.

Jangan, Tuhan…

Cipinang Muara, 24 Desember 2006

Komentar

Marzuki Umar mengatakan…
Masya Allah Barakallaohu fiik..
Marzuki Umar mengatakan…
Ana copy Tulisanta' Untuk di tampilkan di blog Ana.
Syukran qoblahu

Postingan populer dari blog ini

IKHLAS ITU PROSES

Untuk kesekian kalinya, saya membaca ungkapan yang diriwayatkan dari al-Imam al-Daraquthny rahimahuLlah, seorang ulama hadits besar yang salah satu karyanya, al-‘Ilal, menjadi rujukan penting dalam ilmu hadits. Ungkapan itu bagi saya sangat luar biasa. Terutama karena ia menggambarkan sebuah kondisi yang biasa kita alami. Beliau mengatakan: “Dahulu, kami menuntut ilmu ini bukan karena Allah. Namun ternyata ilmu ini enggan kecuali jika ia dituntut karena Allah semata.” Boleh jadi, kita tak pernah menyangka. Seorang imam besar seperti al-Daraquthny ternyata di awal perjalanannya menuntut ilmu agama mengakui bahwa ia pun didera oleh ketidakikhlasan. Setiap saat selalu ada bisikan jiwa bahwa engkau belajar agar kelak engkau disebut sebagai “al-Imam”, “al-Muhaddits”, “al-Faqih”, “al-‘Allamah”, dan sebutan-sebutan penghormatan lainnya. Di saat-saat seperti itu, biasanya terjadilah sebuah tumbukan keras: antara bisikan ketidakikhlasan dengan tuntutan ilmu yang selama ini kita pelajari; bah

TENTUKANLAH TUJUAN HIDUPMU !

Bacalah kenyataan yang menyedihkan ini. Sebenarnya ia adalah makhluq yang beruntung. Tidak semua makhluq ciptaan Allah seperti ia. Penciptaannya sempurna. Fisiknya dilengkapi dengan akal untuk berfikir. Ia juga dikaruniakan sebuah hati dan jiwa. Hidupnya dilengkapi dan disempurnakan dengan ditundukkannya makhluq lain untuk berkhidmat padanya. Yah, ia sebenarnya ditakdirkan menjadi makhluq yang paling terhormat. Dan tidak hanya itu, setelah Allah memberikannya fithrah yang lurus, Allah Ta'ala bahkan mendukungnya dengan kedatangan para Nabi dan Rasul disetiap zaman. Dan mereka tidak datang sendiri. Di genggaman mereka ada petunjuk Tuhan. Apalagi jika engkau berbicara tentang sayyid mereka, Muhammad Rasulullah saw. Duh, risalah yang dibawanya tidak tertandingi. Namun –sekali lagi, bacalah kenyataan yang menyedihkan ini-, makhluq yang satu ini masih saja terombang-ambing oleh dirinya sendiri. Ia seperti tak pernah mengerti benar mengapa ia hidup. Dan engkau pasti sudah paham siapa makh

HANYA SATU NYAWA

Generasi Salaf adalah generasi yang luar biasa. Dunia ini tak akan pernah lagi merasakan dan menyaksikan sebuah generasi seperti itu. Hanya sekali saja. Benar, hanya sekali saja ia ditakdirkan menjadi panggung kehidupan sekaligus saksi sejarah untuk sebuah generasi bernama al-Salaf al-Shaleh itu. Sebagaimana ungkapan para ulama, generasi ini dengan manhaj yang menjadi jalan serta pegangan hidupnya telah menyatukan 3 sifat yang tak mungkin terpisahkan satu dengan lainnya. Manhaj Salaf itu a’lam, ahkam dan aslam. Manhaj Salaf itu a’lam atau paling sesuai dan penuh dengan ilmu , karena seluruh ilmu Islam berasal dari mata air Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengalir melalui anak-anak sungai para Salaf. Jangan pernah mengatakan engkau lebih tahu dari mereka tentang agama ini. Manhaj Salaf itu ahkam atau paling penuh hikmah, karena hikmah hanya akan lahir dan mengalir dari mata air ilmu yang shahih. Hikmah yang sesungguhnya adalah hikmah yang mengalir dari al-Qur’an dan al